PENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI SISTEM REPRODUKSI TUMBUHAN MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MEDIA KARDUS BEKAS PADA SISWA KELAS IXA SMP NEGERI 1 NGADIROJO SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2018/2019

ABSTRACT

The research is done to know the Science Learning result increase of plant reproduction system matter by using Scientific approach with used cardboard media of IXA students of SMP Negeri 1 Ngadirojo in the odd semester in the year of 2018/2019.The research procedur is conducted by using to cycles. Each cycle constisted of planning, doing, observing, and reflecting. We use quantitative data in the research and analysed by using descriptive analyses to look for the student learning result rate of plant reproduction system matter in science. Beside we look for qualitative data of observation to the teacher competence. The research result indicates that there is increase learning result of the students.The rate of students learning result in the beginning researh is 65,89, the students completed competence are 46,43%. After the research is done in the class, we get the student learning result rate is 79,04 in the first cycle, the students completed competence is 88,46 %. And then  in the second cycle, the student learning result rate is 84,23 and all of the students completed competence are 100%. Based on the result, we can conclude that scientific approoach by using used cardboard can increse learning score ( result ) of the plant reproduction system matter of IXA students of SMP Negeri 1 Ngadirojo in the odd semseter in the year of 2018/2019

Keyword: Scientific Approach,Used Cardboard Media, Learning result (score)

INTISARI

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Peningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Sistem Reproduksi Tumbuhan Melalui Pendekatan Saintifik Berbantuan Media Kardus Bekas Pada Siswa Kelas IXA SMP Negeri 1 Ngadirojo Semester Gasal Tahun Pelajaran 2018/2019. Prosedur dalam penelitian ini dilakukan melalui dua siklus dan setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Dalam  penelitian ini dipakai data kuantitatif yang dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif, yakni mencari rerata skor hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA Materi Sistem Reproduksi Tumbuhan, selain itu juga mencari data kualitatif hasil observasi terhadap kemampuan guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  terjadi peningkatan hasil belajar dicapai siswa.Hasil observasi awal, rata-rata hasil belajar siswa 65,89, siswa yang tuntas 46,43%. Setelah dilakukan penelitian tindakan kelas, diperoleh rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 79,04, jumlah siswa yang tuntas 88,46%, dan pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa 84,23, jumlah siswa yang tuntas 100%. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Pendekatan Saintifik Berbantuan Media Kardus Bekas dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi sistem reproduksi tumbuhan pada siswa kelas IXA SMP Negeri 1 Ngadirojo Semester Gasal Tahun Pelajaran 2018/2019.

Kata Kunci: Pendekatan Saintifik, Media Kardus Bekas, Hasil Belajar.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin hidup suatu bangsa, terlebih di era reformasi dan globalisasi seperti sekarang ini sangat diperlukan sumber daya yang berkualitas.Dalam pembangunan nasional, peningkatan kualitas pendidikan harus dipenuhi melalui peningkatan kualitas dan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan lainnya.Oleh karena itu, mempersiapkan sekolah dengan segala sarana maupun prasarana pendidikan seperti pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas guru dan peningkatan pelayanan sekolah pada masyarakat merupakan pekerjaan yang utama. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi. Pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dari SKL. Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjut Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Kurikulum 2013 dirancang dengan tujuan untuk mempersiapkan insan Indonesia supaya memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warganegara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan efektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Kurikulum adalan instrumen pendidikan untuk dapat membawa insan Indonesia memiliki kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sehingga dapat menjadi pribadi dan warga negara yang produktif, kreatif, inovatif, dan efektif.

Di SMP Negeri 1 Ngadirojo pada mata pelajaran IPA materi sistem reproduksi tumbuhan terjadi permasalahan kurang maksimalnya hasil  belajar siswa. Berawal dari hasil uji kompetensi IPA materi sistem reproduksi tumbuhan pada siswa kelas IX Semester Gasal tahun pelajaran 2017/2018 yang umumnya rendah. Seperti halnya kelas IXA pada tahun lalu dari 28 siswa yang dibawah KKM ada 15 siswa, nilai rata – rata 65,89 serta  prosentase daya serap ulangan harian hanya mencapai 46,43%. Padahal ketuntasan belajar IPA SMP Negeri 1 Ngadirojo adalah 75 dan daya serap yang ideal adalah 85%. Pada standar kompetensi ini mereka belum memahami bagaimana menjelaskan sistem reproduksi tumbuhan dengan baik.

Dari pengalaman pembelajaran IPA tersebut perlu ditingkatkan hasil pembelajarannya di tahun pembelajaran yang akan datang. Melalui pengamatan lapangan yang telah dilakukan, guru masih kurang dalam mengembangkan variasi mengajar di kelas. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konvensional masih diterapkan oleh guru sehingga siswa sebagai objek bersifat pasif, hanya mendengarkan dan menghafal serta menyimak pengetahuan yang ditransfer dari guru. Guru lebih banyak menggunakan pendekatan konvensional karena dinilai mudah untuk dilaksanakan. Selain itu, penggunaan media pembelajaran kurang bervariasi. Guru cenderung hanya menggunakan buku pelajaran yang ada sebagai satu-satunya sumber belajar. Akibat dari pembelajaran tersebut siswa menjadi terbiasa menerima apapun yang diberikan oleh guru tanpa mau berusaha sendiri untuk menemukan konsep-konsep yang dipelajari, sehingga siswa menjadi kurang memahami materi yang dipelajari. Hal ini juga akan mengakibatkan siswa mudah melupakan materi yang telah dipelajari dan pembelajaran menjadi kurang bermakna khususnya pada mata pelajaran IPA

Untuk dapat meningkatkan hasil belajar IPA meteri sistem reproduksi tumbuhan, maka kami mengubah pendekatan konvensional agar pembelajaran menjadi lebih menarik dan bermakna. Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan agar tercipta pembelajaran yang menarik dan bermakna adalah pendekatan saintifik/ilmiah.

Pendekatan saintifik yang identik dengan Kurikulum 2013 ini cocok diterapkan karena pada pendekatan ini siswa diberikan stimulus untuk mencari tahu sendiri masalah sehingga terjadi komunikasi dan interaksi yang dapat menumbuhkan rasa ingin tahu siswa. Selain itu, pendekatan saintifik dalam pembelajaran dirancang secara prosedural sesuai dengan langkahlangkah umum kegiatan ilmiah. Dalam penerapannya pendekatan saintifik melibatkan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk mengumpulkan data-data yang ada. Menurut Sani (2014), Pendekatan Saintifik dalam pembelajaran memiliki komponen proses pembelajaran antara lain: 1) mengamati; 2) menanya ; 3) mencoba/mengumpulkan informasi; 4) menalar/asosiasi; 5) membentuk jejaring/melakukan komunikasi.Pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang dirancang sedemikian rupa untuk memandu siswa agar aktif dalam pembelajaran melalui kegiatan ilmiah. Selain pendekatan saintifik, untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA Materi sistem reproduksi tumbuhan, dapat dibantu dengan penggunaan media pembelajaran yang tepat.

SMP Negeri 1 Ngadiorjo merupakan Sekolah Adiwiyata Provinsi Jawa Tengah yang tahun ini menuju Sekolah Adiwiyata Nasional yaitu mewujudkan warga sekolah yang bertanggungjawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berwawasan lingkungan.Menciptakan warga sekolah, khususnya peserta didik yang peduli dan berbudaya lingkungan, sekaligus mendukung dan mewujudkan sumberdaya manusia yang memiliki karakter bangsa terhadap perkembangan ekonomi, sosial, dan lingkungannya dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. Oleh karena itu kami melakukan inovasi dalam membuat media dengan memanfaatkan kardus bekas yang tidak dipakai ada di gudang sekolah untuk dijadikan media pembelajaran sistem reproduksi tumbuhan.

Pendekatan saintifik berbatuan media kardus bekas diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh siswa khususnya dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di materi sistem reproduksi tumbuhan.Dengan demikian, kegiatan pembelajaran yang selama ini dianggap sebagai kegiatan yang membosankan oleh siswa dapat berubah menjadi kegiatan yang menyenangkan.

Berdasarkan uraian di atas,maka dilakukan penelitian dengan judul “Peningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Sistem Reproduksi Tumbuhan Melalui Pendekatan Saintifik Berbantuan Media Kardus Bekas Pada Siswa Kelas IXA SMP Negeri 1 Ngadirojo Semester Gasal Tahun Pelajaran 2018/2019 “

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dikemukakan di atas, maka masalah yang diselidiki dalam penelitian ini adalah “Apakah pendekatan saintifik berbantuan media kardus bekas dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi sistem reproduksi tumbuhan pada siswa kelas IXA SMP Negeri 1 Ngadirojo Semester Gasal Tahun Pelajaran  2018/2019?”

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatkan hasil belajar IPA materi sistem reproduksi tumbuhan melalui pendekatan saintifik berbantuan media kardus bekas pada siswa kelas IXA SMP Negeri 1 Ngadirojo Semester Gasal Tahun Pelajaran  2018/2019.

Manfaat Dan Hasil Penelitian

  1. Manfaat Teoritis

Dapat mengembangkan pengetahuan baru terkait dengan penerapan pendekatan pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah.

  • Manfaat secara praktis
  • Manfaat bagi siswa

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan siswa untuk peningkatan hasil belajar IPA materi sistem reproduksi tumbuhan, serta memberi pengetahuan bahwa barang bekas di lingkungan sekolah bisa dimanfaatkan sebagai media pembelajaran.

  • Manfaat bagi guru

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan guru untuk mempermudah penyampian materi sistem reproduksi tumbuhan dengan pendekatan saintifik berbantuan media kardus bekas

  • Manfaat bagi sekolah

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sekolah untuk peningkatan kualitas pembinaan guru dalam pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran dari barang bekas di lingkungan sekolah.

KAJIAN PUSTAKA

Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik merupakan kerangka ilmiah pembelajaran yang diterapkan pada Kurikulum 2013. Proses pembelajaran ini dapat disamakan dengan suatu proses ilmiah karena didalamnya terdapat tahapan-tahapan terutama dalam kegiatan inti. Pendekatan saintifik dapat di sebut juga sebagai bentuk pengembangan sikap baik religi maupun sosial, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik dalam mengaplikasikan materi pelajaran. Dalam pendekatan ini peserta didik tidak lagi dijadikan sebagai objek pembelajaran, tetapi dijadikan subjek pembelajaran, guru hanya sebagai fasilitator dan motivator saja. Guru tidak perlu menjelaskan semua tentang apa yang ada dalam materi. Hal ini juga ditemukan dalam penelitian Nurlailiyah (2014), menyatakan bahwa dengan menggunakan pendekatan saintifik menjadikan suasana kelas berbeda. Siswa menjadi lebih aktif, semangat, mau mengikuti pembelajaran, saling berinteraksi dan bekerjasama dengan baik.

Langkah-langkah, menurut Peraturan pemerintah pendidikan dan kebudayaan (permendikbud) Nomor 81 A Tahun 2013 lampiran IV, proses pembelajaran terdiri atas lima kegiatan pengalaman belajar pokok yaitu: Mengamati, Menanya, Mengumpulkan Informasi/Eksperimen, Mengasosiasikan/Mengolah Informasi, Dan, Mengkomunikasikan.

Mengamati
Dalam proses mengamati peserta didik diharapkan dapat menyaksikan tentang apa yang di sajikan guru, misalnya video atau film yang terkait materi, guru juga bisa menampilkan gambar-gamba yang juga terkait dengan materi. Selain itu pengamatan juga dapat dilakukan pada saat guru melakukan simulasi.

Menanya
Setelah peserta didik mengamati, kemudian peserta didik merumuskan pertanyaan atas apa yang telah di tampilkan guru, apabila sudah ada pertanyaan-pertanyaan pada peserta didik diharapkan dengan pertanyaan itu nantinya akan membuat peserta didik lebih memperhatikan materi dan mampu mencari sendiri jawaban dari pertanyaannya itu.

Mengumpulkan Informasi/Eksperimen

Pada tahap ini, setelah peserta didik mempunyai pertanyaan yang diperoleh melalui pengamatan terhadap media yang sudah ditampilkan guru, maka tugas peserta didik selanjutnya adalah mengumpulkan informasi, informasi tersebut untuk menjawab pertanyaan yang sudah dibuat, informasi tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber belajar seperti buku, setudi perpustakaan,internet. Disinilah peserta didik di tuntut untuk aktif bekerja sama dalam kelompoknya.
Mengasosiasikan/Mengolah Informasi

Setelah mendapatkan informasi dan data yang cukup, peserta didik dalam kelompoknya berbagi tugas untuk mengasosiasikan atau mengolah informasi yang sudah di dapat dengan yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan yang sudah dirumuskan. Dan menampilkannya dalam laporan kelompok.

Mengkomunikasikan
Dalam proses ini peserta didik di harapkan mampu mengkomunikasikan dengan kelompok lain tentang informasi apa yang sudah di olah dalam kelompoknya. Disinilah inti dari saintifik yaitu peserta didik diharapkan untuk saling bertukar informasi dengan kelompok lain. Sehingga akan tercipta kondisi peserta didik yang aktif, dan menjadikan peserta didik menjadi subjek belajar.

Media Pembelajaran

Menurut Hamalik (2007:12) memberikan pengertian bahwa ”media adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah”.  Sedangkan menurut Sadiman (1984:7) mengatakan bahwa, ”Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar terjadi dengan efektif dan efisien Kedudukan media pengajaran dalam proses belajar mengajar itu memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur antara lain: tujuan, bahan, metode, dan alat serta evaluasi. Unsur metode dan alat atau media merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara atau teknik untuk mengantarkan bahan pelajaran agar sampai kepada tujuan. Dalam pengajaran, tujuan, media atau alat memegang peranan yang sangat penting, sebab dengan adanya media tersebut bahan pelajaran dapat dengan mudah dipahami oleh siswa.

Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan tujuan akhir dilaksanakannya kegiatan pembelajaran disekolah. Hasil belajar dapat ditingkatkan melalui usaha sadar yang dilakukan secara sistematis mengarah pada perubahan yang positif yang kemudian disebut dengan proses belajar. Akhir dari proses belajar adalah perolehan suatu hasil belajar siswa dikelas terkumpul dalam himpunan hasil belajar kelas. Semua hasil belajar tersebut merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, sedangkan dari sisi siswa, belajar merupakan berakhirnya puncak proses belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2009). Menurut Sudjana (2005), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Hasil dari kegiatan belajar ditandai dengan adanya perubahan prilaku kearah positif yang relatif permanen pada diri orang yang belajar.Ada tiga aspek yang ebrpengaruh pada hasil belajar siswa yakni: kognitif, afektif, dan psikomotor. Sehubungan dengan itu, Gagne (dalam Sudjana, 1987) mengembangkan hasil belajar menjadi lima macam antara lain : (1) Hasil belajar intelektual merupakan hasil belajar terpenting dari sistem pembelajaran; (2) Strategi kognitif yaitu mengatur cara belajar dan berfikir seseorang dalam arti seluas-luasnya termasuk kemampuan memecahkan masalah; (3) Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah intensitas emosional yang dimiliki seseorang; (4) Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan secara bekerja sama dengan guru kelas dalam beberapa siklus yaitu tiap siklus terdiri atas empat kegiatan yaitu 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan, dan 4) refleksi. Dalam satu siklus terdapat 3 kali pertemuan diantaranya 2 kali pertemuan dengan penerapan pendekatan saintifik dengan berbantuan media kardus bekasdan 1 kali pertemuan untuk evaluasi.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IXA berjumlah sebanyak 26 orang yang terdiri dari siswi putri berjumlah 10 orang, dan siswa putra berjumlah 16 orang yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Ngadirojo Semester Gasal Tahun Pelajaran 2018/2019.

Objek yang ditangani dalam penelitian ini adalah pendekatan saintifik berbantuan media kardus bekas dan penguasaan kompetensi pengetahuan IPA materi sistem reproduksi tumbuhan.

Adapun rancangan penelitiannya sebagai berikut.

Gambar 1 Model Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2006)

Masing-masing tahapan ini secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut.  Pertama Perencanaan, Perencanaan adalah rencana tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran.Subjek penelitian yaitu kelas IXA SMP Negeri 1 Ngadirojo, ditetapkan alternatif tindakan dalam kelas melalui pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA.Tindakan ini nantinya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar IPA sistem reproduksi tumbuhan.

Perencanaan pada siklus I dimulai pada awal bulan agustus tahun 2018. Dalam merancang perencanaan dilakukan persiapan-persiapan bersama dengan guru observer atau teman yang melakukan observasi tentang rencana tindakan yang dilakukan, melakukan analisis kurikulum untuk menentukan materi dan pembelajaran yang diberikan kepada siswa. Menyusun RPP siklus I. Menyiapkan LKS siklus I, media pembelajaran. Menyusun Kisi-kisi penguasaan kompetensi Pengetahuan IPA dan tes penguasaan kompetensi yang diberikan kepada siswa pada akhir siklus I penelitian tindakan kelas serta membuat jadwal penelitian untuk pelaksanaan tindakan pada proses pembelajaran IPA. 

Perencanaan pada siklus II ini hampir sama dengan siklus I, namun pada siklus II ini dilakukan perencanaan perbaikan berdasarkan hasil refleksi terhadap kekurangan dan kendala yang ditemui, serta meningkatkan hal-hal yang sudah dirasa baik dalam pelaksanaan tindakan pada siklus I. Berikut adalah kegiatan-kegiatan proses perencanaan pada siklus II yang dirancang bersama dengan guru kelas IXA SMP Negeri 1 Ngadirojo, yaitu berdiskusi dengan guru obeserver tentang rencana pelaksanaan tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki permasalahan yang ditemui pada siklus I. Melakukan analisis kurikulum untuk menentukan tema, subtema dan pembelajaran pencapaian yang diberikan kepada siswa. Menyusun RPP siklus II. Menyiapkan LKS siklus II, media pembelajaran, lembar observasi aktivitas belajar siswa. Menyusun kisi-kisi tes kompetensi pengetahuan IPA beserta tes kompetensi pengetahuan yang diberikan kepada siswa pada akhir siklus II penelitian tindakan kelas. dan membuat jadwal penelitian untuk pelaksanaan tindakan pada proses pembelajaran IPA.

Kedua Pelaksanaan Tindakan, Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik yang telah disusun. Pelaksanaan tindakan kelas pada siklus I berlangsung dalam 3 kali pertemuan, yang terdiri dari 2 kali pertemuan untuk proses pembelajaran dan 1 kali pertemuan untuk tes akhir siklus I. Materi yang dibahas pada siklus I ini adalah reproduksi vegetatif alami dan buatan pada tumbuhan dengan media kardus bekas. Kardus ini digunakan untuk media reproduksi pada tumbuhan secara vegetatif. Banyaknya pertemuan pada siklus I diperoleh berdasarkan hasil diskusi bersama guru observer yang disesuaikan dengan cakupan materi pada kompetensi dasar serta alokasi waktu pada silabus.

Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I dilaksanakan pada hari Senin 6 agustus 2018 dengan alokasi waktu 3x40menit dan pertemuan kedua Jum’at 10 agustus 2018 dengan alokasi waktu 2x40menit. Pelaksanaan proses pembelajaran disesuaikan dengan RPP yang telah disusun sesuai dengan pendekatan saintifik. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran penelitian melakukan kegiatan pembelajaran seperti yang telah direncanakan, yaitu kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik. Sedangkan guru bertindak sebagai observer untuk menilai aktivitas belajar.

Tes penguasaan kompetensi pengetahuan IPA reproduksi vegetatif alami dan buatan pada tumbuhan  diberikan pada hari senin, 13 agustus 2018. Tes Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPA yang diberikan disesuaikan dengan kisi-kisi tes penguasaan kompetensi pengetahuan IPA yang telah disusun sebelumnya.

Pelaksanaan tindakan pada siklus II sama seperti dengan siklus I yaitu berlangsung dalam 3 kali pertemuan, yang terdiri atas 2 kali pertemuan untuk proses pembelajaran dan 1 kali pertemuan untuk tes akhir siklus II. Materi yang dibelajarkan pada siklus II ini adalah teknologi reproduksi pada tumbuhan dengan media kardus bekas. Kardus ini digunakan untuk media teknologi reproduksi. Banyaknya pertemuan pada siklus II diperoleh berdasarkan hasil diskusi bersama guru observer disesuaikan dengan cakupan materi pada kompetensi dasar serta alokasi waktu pada silabus.

Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus II dilaksanakan pada hari Senin 20 agustus 2018 dengan alokasi waktu 3×40 menit dan pertemuan kedua Jum’at 24 agustus 2018 dengan alokasi waktu 2x40menit. Pelaksanaan proses pembelajaran disesuaikan dengan RPP yang telah disusun sesuai dengan pendekatan saintifik. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran penelitian melakukan kegiatan pembelajaran seperti yang telah direncanakan, yaitu kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik. Sedangkan guru bertindak sebagai observer untuk menilai aktivitas belajar.

Tes penguasaan kompetensi pengetahuan IPA diberikan pada hari senin 27 agustus 2018. Tes Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPA yang diberikan disesuaikan dengan kisi-kisi tes penguasaan kompetensi pengetahuan IPA yang telah disusun sebelumnya. Berikut adalah deskripsi singkat pelaksanaan proses pembelajaran siklus II pertemuan pertama, dan kedua

Ketiga Pengamatan, Selama pelaksanaan tindakan, peneliti dibantu dengan guru observer melakukan pengamatan terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan, sehingga memperoleh gambaran mengenai kelebihan dan kekurangan yang terjadi dalam proses belajar mengajar. Di samping itu juga peneliti di bantu dengan guru kelas untuk mengadakan observasi terhadap aktivitas dan hasil belajar terhadap pembelajaran IPA yang di lakukan melalui pendekatan saintifik dengan berbantuan media kardus bekas.Tujuan dari pengamatan ini untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar sehingga memperoleh gambaran mengenai kelebihan dan kekurangan mulai dari refleksi awal hingga pelaksanaan tindakan dapat dilanjutkan. Pada akhirnya pelaksanaan pembelajaran, diadakan penilaian dengan menggunakan tes hasil belajar.Jenis tes yang digunakan adalah tes objektif bentuk soal pilihan ganda.

Keempat Refleksi, Refleksi dilaksanakan pada setiap akhir pertemuan dan akhir siklus.Refleksi dilakukan untuk mengetahui kendala-kendalan dan kekurangan-kekurangan yang terjadi selama penerapan pendekatan saintifik berbantuan media kardus bekas.Semua kendala dan kekurangan tersebut akan dipertimbangkan dan dianalisis untuk menentukan pemecahan masalah guna memperbaiki proses pembelajaran agar lebih baik dari sebelumnya. Jika belum memenuhi kriteria pada siklus yang diinginkan, maka akan dilanjutkan ke siklus berikutnya.

Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan adalah data hasil belajar IPA berupa ulangan uji komnpetensi sistem reproduksi tumbuhan pada siswa kelas IXA Semester Gasal SMP Negeri 1 Ngadirojo Tahun Pelajaran 2018/2019. Sedangkan data mengenai belajar IPA siswa dikumpulkan dengan menggunakan metode tes.

Instrument penelitian adalah alat yang digunakan untuk mempermudah data yang diinginkan. Dalam instrument ini menggunakan instrument tes dan teknik nontes untuk memperoleh data, maka digunakan instrument yang disusun dan dikembangkan berdasarkan tujuan penelitian. Adapun instrument penelitian yang digunakan untuk mempermudah mengumpulkan data hasil belajar IPA siswa, adalah lembar hasil belajar IPA melaui tes evaluasi belajar siswa.

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar IPA yaitu tes obyektif pilihan ganda. Tes obyektif adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal yang dapat dijawab oleh testee dengan jalan memilih salah satu (atau lebih) di antara beberapa kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada masing-masing items, atau dengan jalan menuliskan (mengisikan) jawabannya berupa kata-kata atau simbol-simbol tertentu pada tempat atau ruang yang telah disediakan untuk masing-masing butir item yang bersangkutan (Anas Sudijono, 2011:106). Butir soal pilihan merupakan suatu butir soal yang alternative jawabannya lebih dari dua.Pada umumnya alternative jawaban berkisar antara 4 atau 5 option. Setiap butir soal terdiri dari dua bagian yakti: 1) Pertanyataan/pertanyaan yang disebut “stem”, 2) Alternatif jawaban yang disebut “option”. Tes dilaksanakan setiap akhir pertemuan dari siklus, dengan cara demikian data yang diperoleh bersifat interval (skor).

Tes penelitian ini digunakan untuk mengukur aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas   IXA SMP Negeri 1 Ngadirojo Semester Gasal tahun pelajarn 2018/2019 sesuai dengan materi yang telah diberikan. Agar butir tes dapat mengukur tujuan pembelajaran yang diharapkan, maka perlu dibuatkan kisi-kisi tes.

Setelah data terkumpul, kemudian dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Metode analisis deskriptif kuantitatif adalah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun dalam bentuk angka dan persentase mengenai keadaan suatu objek atau variabel tertentu. Pada analisis data ini dicari persentase  hasil belajar IPA, selanjutnya dibandingkan dengan kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Pedekatan penilaian sesuai dengan kurikulum 2013 yaitu dengan penilaian pendekatan ketuntasan belajar.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Awal

Sebelum dilaksanakan penelitian dengan menerapkan pendekatan saintifik, terlebih dahulu dilakukan pengumpulan data-data, serta informasi-informasi tentang situasi yang relevan di lokasi penelitian agar nantinya dapat dibandingkan dengan keadaan setelah dilakukan penelitian. Data yang dikumpulkan sebelum penelitian adalah Dari hasil ulangan harian sebagai kondisi awal pada Semester Gasal tahun pelajaran 2017/2018 umumnya kelas IX masih rendah pada materi sistem reproduksi tumbuhan. Salah satunya pada kelas IXA bahwa rata-rata nilai ulangan harian adalah 65,89, Siswa yang masuk kategori tuntas belajar  13 siswa ( N ≥ 75), Siswa yang belum tuntas belajar 15 siswa ( N £75), dan prosentase siswa yang sudah tuntas adalah 46,43 %.

Grafik 1:Nilai Hasil Belajar Pada Pra Tindakan (Kondisi Awal)

Dari hasil tersebut terlihat bahwa kondisi awal pada semester lalu itu siswa kelas IXA tersebut secara klasikal hasil belajar masih rendah, hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata diperoleh hanya 65,89 dan siswa yang tuntas belajar hanya 46,43 %. Kondisi tersebut perlu dilakukan perbaikan dengan melakukan penelitian tindakan kelas pada tahun pelajaran berikutnya yaitu Semester Gasal tahun pelajaran 2018/2019.

Deskripsi Siklus I

Pada siklus 1 terdiri dari 4 tahap tindakan.Pada tahap perencanaan siklus I ini yaitu membuat RPP sistem reproduksi tumbuhan sub materi reproduksi vegetatif alami tumbuhan dengan pendekatan saintifik berbatukan kardus bekas, menyusun perangkat lainnya termasuk instrument serta memvalidasinya, dan merakit soal menjadi instrument tes hasil belajar dan lembar observasi. Setelah itu dilanjutkan pada tahap pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini dilakukan 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari selasa tanggal 6 agustus 2018 dari jam 09.55 – 11.55. Pelaksanaan tindakan dimulai dengan kegiatan pendahuluan dengan waktu 20 menit yang berupa guru membuka pelajaran dan memberikan motivasi belajar, dilanjutkan dengan memberikan soal pretest dan mengorganisasikan siswa dalam kelompok serta menentukan topik bahasan masing-masing kelompok. Dari 26 siswa, dibagi menjadi 4 kelompok yang masing-masing terdiri dari 6-7 anggota. Pembagian kelompok tersebut di dasarkan pada perolehan nilai pada pretest sebelum dilakukan kegiatan belajar mengajar. Materi disajikan adalah reproduksi vegatatif alami tumbuhan.

Tatap muka 2 dilaksanakan hari kamis 10 agustus 2017  dari jam 08.35 – 09.55, dengan menerapkan pendekatan saintifik berbatukan kardus bekas  diperoleh hasil rata-rata nilai rata-rata hasil belajar adalah 79,04, Siswa yang tuntas belajar 23 siswa, Siswa yang belum tuntas belajar 3 siswa, Prosentase siswa yang sudah tuntas adalah 88,46%. Bila digambarkan tampak  seperti grafik pada gambar 2 di bawah ini.

Grafik 2 : Nilai Hasil Belajar IPA Pada Siklus 1

Dari hasil tersebut terlihat bahwa pada siklus I dari 26 siswa kelas IXA Semester Gasal tahun pelajaran 2018/2019 Secara klasikal, hasil belajar siswa sudah baik, hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar yang diperoleh yaitu 79,04 dan siswa yang tuntas belajar sudah mencapai 88,46%.

Setelah melaksanakan pengamatan atas tindakan pembelajaran di dalam kelas, selanjutnya diadakan refeksi dari tindakan yang telah dilakukan.Hasil diperoleh adalah sebagai berikut: keberanian siswa untuk menyatakan pendapat dan menjawab pertanyaan masih kurang, terlihat banyaknya siswa yang hanya menurut pada salah satu temennya dan dari hasil ulangan harian pada siklus I ini, siswa yang tuntas belajar 23 siswa, sedangkan siswa yang belum tuntas belajar 3 anak dengan nilai rata-rata 79,04

Agar kemampuan siswa dalam memecahkan masalah, bekerjasama dengan kelompok dapat ditumbuh kembangkan dan hasil belajar siswa dapat lebih ditingkatkan, maka upaya perbaikan pada siklus berikutnya antara lain : guru lebih memotivasi siswa untuk lebih kompak dalam belajar kelompok, guru memberikan penghargaan bagi siswa dan kelompok belajar yang mampu meraih nilai terbaik dalam kelompoknyadan tetap menggunakan pendekatan saintifik berbantukan media kerdus bekas dalam kegiatan belajar mengajar, namun anggota kelompoknya diacak kembali dengan pemerataan kemampuan pada setiap kelompoknya.

Secara garis besar, pelaksanaan siklus pertama berlangsung cukup baik, karena kegiatan ini merupakan hal yang baru bagi guru. Kegiatan siklus I perlu diulang, karena berdasarkan hasil evaluasi nilai rata-rata kelas sudah meningkat.

Deskripsi Siklus II.

Sama seperti pada siklus I, pada siklus II dilakukan pula 4 tahap tindakan.Pada tahap Perencanaan,peneliti melakukan kegiatan yaitu 1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi sistem reproduksi tumbuhan sub materi teknologi reproduksi tumbuhan dengan pendekatan saintifik berbantukan media kardus bekas, Validasi perangkat&instrumen, dan Merakit lembar observasi dan soal untuk mengukur hasil belajar siswa pada siklus II. Pelaksanaan Tindakan.Pelaksanaan tindakan siklus II ini lebih menekankan pada pelaksanaan hasil refleksi siklus I yakni mempertahankan apa yang telah baik dan memperbaiki tindakan yang belum maksimal dilakukan dalam menerapkan pendekatan saintifik berbantukan media kardus bekas. Pelaksanaan tindakan pada siklus II terbagi menjadi 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari senin 20 agustus 2018 dari jam 09.55 – 11.55, dan pertemuan ke 2 dilaksanakan pada hari jumat  24 agustus 2018 dari jam 08.35 – 09.55. Materi yang disajikan dengan pendekatan saintifik siswa diajak untuk mengamati lingkungan sekitar dan guru membantu siswa dengan pengunaan media karduas  bekas untuk membuat hidroponik pada materi teknologi reproduksi tumbuhan. Hasil diperoleh adalah rata-rata nilai hasil belajar 84,23, siswa yang tuntas 26 orang atau 100%.Untuk memperlihatkan rata-rata perolehan, nilai minimum, nilai maksimum dan prosentase yang tuntas digambarkan seperti pada grafik 3 di bawah ini.

Grafik 3:Nilai Hasil Belajar IPA Pada Siklus II

Dari hasil observasi, bahwa pada siklus II ini, terhadap siswa diperoleh secara klasikalhasil belajar siswa sudahsangat baik, hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata ulangan harian yang diperoleh yaitu 84,23 dan siswa yang tuntas belajar sudah mencapai 100 %

Hasil akhir penelitian ternyata dapat menjawab permasalahan yaitu pendekatan saintifik berbantukan media kardus bekas dapat meningkatkan hasilbelajar IPA materi sistem reproduksi tumbuhan pada siswa kelas IXA SMP Negeri 1 Ngadirojo Semester Gasal  tahun pelajaran 2018/2019. Hal ini dapat dilihat dari perolehan data-data hasil penelitian seperti tabel dan grafik di bawah ini.

Jika kita lihat secara utuh hasil belajar siswa mulai dari pra tindakan, capaian hasil belajar siklus I dan II, dapat dilihat seperti tabel 1 dan grafik 4 di bawah ini.

Tabel 1: Rekap Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui pendekatan saintifik berbantukan media kardus bekas Siswa Kelas IXA SMP Negeri 1 Ngadirojo Semester Gasal Tahun Pelajaran 2018/2019

NoDataPra siklusSiklus ISiklus IIPeningkatanProsentase
1Rata-rata65,8979,0484,231818%
2Nilai Tertinggi80,0090,00100,002020%
3Nilai Terendah50,0070,0075,002525%
4Ketuntasan46,43%88,46%100%5454%

Data pada table 1 di atas, jika disajikan dalam grafik maka akan terlihat seperti gambar 4 di bawah ini.

Grafik 4: Peningkatan Hasil Belajar IPA mulai Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Hasil evaluasi berdasarkan tabel 1 dan grafik 4 diatas menunjukkan hal – hal sebagai berikut :

  1. Nilai rata-rata meningkat, yaitu dari kondisi awal  sebesar 65,89  menjadi 79,04 pada siklus I dan 84,23 pada nilai siklus II.
    1. Tingkat ketuntasan belajar siswa, yaitu dari 46,43% kondisi awal menjadi 88,46% pada siklus I dan 100% pada siklus II.

                        Berdasarkan hasil penelitian dan uraian tersebut ini berarti bahwa dengan penerapan pendekatan saintifik berbantuan media kardus bekas dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi sistem reproduksi tumbuhan siswa IX A SMP Negeri 1 Ngadirojo Semester Gasal  tahun pelajaran 2018/2019, dan oleh karenanya strategi pembelajaran yang demikian sangat perlu dilakukan secara intensif dan berkelanjutan.

SIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil dan pembahasan penelitian di atas, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut Terjadi peningkatan penguasaan kompetensi pengetahuan IPA Materi sistem reproduksi tumbuhan melalui penerapan pendekatan saintifik berbantuan media kardus bekaspada siswa kelas IXA Semester Gasal SMP Negeri 1 Ngadirojo tahun pelajaran 2018/2019. Dengan rata-rata nilai hasil belajar IPA sebelum penelitian sebesar 65,89 dan ketuntasan klasikal 46,43%. Setelah dilakukan penelitian tindakan pada rata-rata nilai hasil belajar IPA pada siklus I sebesar 79,04 dan ketuntasan klasikal siswa sebesar 88,46%. Sedangkan pada siklus II rata-rata hasil belajar IPA mencapai 84,23 dan ketuntasan klasikal siswa sebesar 100%. Peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dari sebelum penelitian ke siklus II sebesar 18,34.

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan simpulan di atas maka penulis mengajukan saran sebagai berikut. 1) Guru sebaiknya menerapkan pendekatan saintifik berbantuan media tertentu contohnya kardus bekas dalam pembelajaran IPA materi reproduksi tumbuhan  di kelas untuk memperoleh kompetensi pengetahuan siswa yang optimal. 2) Sekolah sebaiknya menyediakan fasilitas yang dapat menunjang pemahaman konsep siswa terhadap materi pelajaran dan sekaligus mempermudah kerja guru. 3) Peneliti lain hendaknya mampu melaksanakan penelitian sejenis dengan mengambil wilayah generalisasi penelitian yang lebih luas guna mengembangkan ilmu pendidikan khususnya penerapan pendekatan saintifik serta pengembangan media dalam pembelajaran IPA di Sekolah Menengah Pertama.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Dimyati & Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Kemendikbud. 2013. Jurnal Lampiran IV Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum. (Online).

Nurlailiyah, Siti. 2014. Pengembangan Media Pembelajaran Berbantuan Komputer Dengan Pendekatan Saintifik Pada Pokok Bahasan Fluida Statis. Malang: Uniersitas Negeri Malang

Pusdiklat Pegawai Kemendikbud, 2016. Bahan Ajar Penelitian Tindakan Kelas. Depok :Pusdiklat Pegawai Kemendikbud.

Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sadiman. 1984. Media Pendidikan; Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatan. : Jakarta: Rajawali Pers.

Sudjana, Nana. 1987. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Sudjana, Nana. 2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

SMP Negeri 1 Ngadirojo.2018. Kurikulum 2013 SMP Negeri 1 Ngadirojo. Wonogiri. Dinas Pendidikan dan kebudayaan Kabupaten Wonogiri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *